PRODI PAI FITK GELAR KULIAH TAMU & WISUDA TAHFIDZ JUZ 30 ANGKATAN KE III

Jum’at, 20 Oktober 2017 sebanyak 400 mahasiwa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan mengikuti Kuliah tamu dan 220 wisuda tahfidz juz 30 angkatan ke-III yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam FITK UIN Raden Fatah Palembang.

Bertempat di gedung Academic Center UIN Raden Fatah, acara ini sangat meriah dikarenakan dihadiri oleh Bapak Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, MA adalah dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mantan Menteri Agama Indonesia. Salah satu kepakaran beliau sangat diakui orang adalah dalam bidang tilawah al-Quran dikenal sebagai qari handal tingkat nasional dan diusianya yang sangat muda beliau hafidz al-Quran.

Ketua Panitia Wisuda Tahfidz bapak H. Alimron, M.Ag yang juga Kaprodi PAI FITK UIN RF Palembang mengatakan, para wisudawan merupakan mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan hafalan juz 30. Wisuda Tahfidz tahun ini merupakan wisuda ke tiga. Alahmdulillah pada wisuda kali ini kita bisa menghadirkan Bapak Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, MA dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mantan Menteri Agama Indonesia dan pada wisuda sebelumnya menghadirkan Ustadz KGS. H. Nawawi Dencik Al Hafidz Imam Besar Masjid Agung Palembang, hal ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa kami agar mereka semangat didalam menuntut ilmu dan menghafal Alqur’an, ujarnya.

Dalam sambutannya Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, MA yang merupakan putra kelahiran Palembang menjelas bahwa ada tiga teknik yang dilakukan agar hafalan Al Quran dapat melekat kuat dalam ingatan yaitu;

  1. Menghindari lupa yang tidak disengaja, dan selalu berdoa agar diingatkan ketika mengalami lupa yang tidak disengaja.
  2. Jika penghafal mengalami keragu-raguan saat mengulang hafalan, jangan buru-buru membuka Al-Quran. Baca ulang lagi dan betul-betul mencoba mengingat, bahkan sampai kepala terasa pusing. Nanti, sesudah tidak bisa usaha lagi, barulah buka Kitab Suci itu. Insyaallah seumur hidup tidak akan lupa lagi bacaan tersebut.
  3. Mengulang-ulang hafalan, karena setiap orang kemampuan menghafalnya berbeda-beda, seperti dikatakan Imam al-Faraghi bahwa Allah SWT memberikan porsi akal yang sama kepada setiap manusia, tinggal bagaimana yang punya akal itu mengasah.

Selain itu, waktu menghafal yang ideal bagi setiap orang juga berbeda-beda, sehingga harus disesuaikan dengan waktu yang dianggap paling ideal dan pas, misalnya sebelum tidur mengulang hafalan beberapa kali dan besoknya lagi. Diakhir penjelasan beliau mengajak semua yang hadir untuk senantiasa meningkatkan hafalannya bahkan bukan hanya juz 30 akan tetapi 30 juz.

X